Selasa, 13 Maret 2012

Murid SDN Pakai Perahu ke Sekolah

Pemandangan memiriskan terjadi di Kampung Romang Tangangaya-Kampung Kajenjeng Kecamatan Manggala Makassar. Ratusan murid SDN di wilayah ini terpaksa menggunakan perahu untuk pergi ke sekolah.

Kepala SDN Kajenjeng, Drs Suddin, Sabtu (11/2) akhir pekan lalu mengatakan kampung Kajenjeng memang beda dengan Pulau Lae-Lae. Tapi saat memasuki musim penghujan penduduk dan anak sekolah di tempat ini terpaksa menggunakan payung dan perahu untuk pergi ke sekolah.

Dia mengakui sebanyak 146 siswa SDN Kajenjeng, UPTD Pendidikan Manggala, Makassar setiap hari diangkut pakai perahu agar bisa pergi ke sekolah. Mereka harus melalui sungai dengan jarak tempuh 5 Km (dari dan ke Kampung Romang Tangngaya).

Romang Tangngaya, merupakan salah satu rukun kampung yang tak terpisahkan dengan tiga RW lainnya di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, dihuni ratusan penduduk.

Berkaitan dengan itu, Suddin bersama para guru di sekolah ini sepakat lebih menumbuhkan kepekaan sosial. Artinya, setelah sekolah berhasil memperkecil rintangan transportasi puluhan peserta didik, tidak berarti perjuangan selesai. Justeru perjuangan semakin berat dan penuh tantangan, dengan mempertajam tanggungjawab sosial atau tanggungjawab publik.

Sebab, selain jumlah satu unit perahu yang diperoleh dari subsidi dana Bos, diperlukan lebih banyak lagi sesuai perhitungan daya angkut dan banyaknya siswa yang harus diangkut tiap hari sekolah. Juga diperlukan pembenahan kualitas ruang pembelajaran dan peningkatan permukaan halaman sekolah agar terhindar dari genangan setinggi satu meter.

Mantan Lurah Tamangapa, Mahyuddin, S. STp membenarkan, genangan/ lautan yang terjadi setiap musim hujan antara Kampung Kajenjeng - Romang Tangngaya adalah banjir kiriman dari salah satu anak sungai Jeneberang. Pengaruhnya selain menggenangi beberapa perkampungan di Tamangapa, juga ratusan hektar lahan sawah menjadi tak produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar