Rabu, 10 April 2013

Bersyukur Atas Nikmat Allah SWT



“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat

menentukan jumlahnya.


Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
(Al-Quran Al-Karim Surah An-Nahl  ayat 18)



Wahai saudaraku, kita tidak akan
mampu menghitung nikmat Allah. Mengapa
tidak bisa? Karena terlalu BESARNYA.... Segala puji bagi Allah, belum sempat
bibir kita mengucap syukur kepada Allah ketika nikmat itu datang, maka datang
lagi nikmat Allah yang lainnya. Betapa besarnya nikmat Allah.



BEBERAPA NIKMAT ALLAH :
[1] Diberikan anggota tubuh yang lengkap. Sebagian besar orang baru
menyadari kenikmatan ini setelah dikurangi oleh Allah. Nikmat anggota badan
ini, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.
[2] Diberikan kesehatan. Nikmat ini tidak bisa dinilai dengan uang. Jika
kita sakit, berlembar-lembar uang kita keluarkan. Dua kenikmatan yang
kebanyakan manusia lupa : sehat dan waktu luang.
[3] Nikmat harta. Orang yang bersyukur kepada Allah akan menggunakan harta
sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
[4] Nikmat Keamanan. Orang yang tidak mencampurkan keimanan dan kedholiman
maka baginya ‘keamanan’. Dengan
nikmat keamanan ini, kita bisa beribadah ataupun menuntut ilmu dengan perasaan
tenang.
[5] Hidayah beragama Islam dan nikmat iman. SUBHAANALLAH !!, ini adalah nikmat
yang paling besar. Mengapa demikian? Karena dengan nikmat ini kita bisa
membedakan kejahatan dan kebaikan, mana yang diperbolehkan oleh agama atau 
manakah
yang tidak diperbolehkkan.



Namun, kebanyakan manusia itu dholim. Sedikit sekali manusia yang
bersyukur, mereka mengkufuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Katakanlah: ”Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran,
penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
(Al-Quran Al-Karim Surah Al-Mulk [67]: ayat 23)



Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan perasaan bersyukur kepada Allah sehingga
mengantarkan kita untuk bersyukur kepada-Nya.



CARA MENUMBUHKAN PERASAAN SYUKUR :
[1] Merenung (bukan membayangkan).
[2] Lihatlah yang memberi nikmat, bukan besar kecilnya nikmat. Jika engkau
mendapatkan nikmat dari Allah, jangan lihat besar kecilnya nikmat, tapi
lihatlah yang memberi nikmat (Rabbul ’alamin).
[3] Lihatlah yang berada di bawah kita (kaitannya dengan nikmat)
[4] Ingatlah keutamaan syukur. Orang beriman yakin, jikalau bersyukur
kepada Allah, maka akan mendapatkan keutamaan.
[5] Sadarilah bahwa yang mampu memberikan hidayah untuk bersyukur hanyalah
Allah semata.



CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH :
[1] Hatinya tunduk, dan meyakini bahwa kenikmatan itu pemberian Allah. Hati
itu untuk ma’rifah (mengenal Allah) dan mahabbah (mencintai
Allah). Tanamkan dalam hati bahwa nikmat itu dari Allah semata.
[2] Lisannya memuji Allah. Jika diberi nikmat, maka hakikatnya itu adalah
nikmat dari Allah, maka pujilah Allah. Ucapkan pula, jazakumulloh khoiron 
kepada orang yang
telah memberikan bantuan dan perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Hasan
al-Bashriy berujar, ”Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Sesungguhnya
itu adalah kesyukuran.”
[3] Anggota tubuhnya melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini anggota 
badan dijadikan
sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan mencegah dari maksiat kepada-Nya.



Ketika Abu Hazim ditanya mengenai bentuk syukurnya anggota-anggota badan,
maka ia memberikan jawaban-jawaban. Syukurnya dua mata itu, jika melihat
kebaikan, sebarkanlah, dan jika melihat keburukan, tutupilah! Syukurnya dua
telinga itu, jika mendengar kebaikan peliharalah, dan jika mendengar keburukan
cegahlah! Syukurnya dua tangan, janganlah tangan itu digunakan untuk mengambil
barang yang bukan haknya, juga penuhilah hak Allah yang ada pada keduanya! 
Syukurnya
perut, hendaknya makanan ada di bagian bawah, sedangkan yang atas dipenuhi
dengan ilmu. Syukurnya kemaluan, terdapat dalam firman Allah,



Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas.
(Al-Quran Al-Karim Surah Al-Mu’minun [23]: ayat 5-7)



Syukurnya
dua kaki, jika kamu melihat seseorang yang shalih meninggal, kamu bersegera
meneladani amalannya; dan jika mayit orang yang tidak baik, kamu bersegera
untuk menjauhkan diri dari amal-amal yang dia kerjakan, kamu bersyukur kepada
Allah! Sesungguhnya
orang yang bersyukur dengan lisannya itu seperti orang yang memiliki pakaian
tetapi ia hanya memegang ujungnya, tidak memakainya. Maka ia pun tidak 
terlindungi dari
panas, dingin, salju, dan hujan.

Selasa, 26 Maret 2013

kejujuran seorang pemuda yang sholeh


pada zaman dahulu ada seorang pemuda yang sholeh dan memiliki sifat wara (yang memiliki sifat hati-hati) dalam tingkah laku dan perbuatanya.serta jujur dalam tutur katanya.pada suatu hari pemuda ini sedang berjalan  di pinggir sungai,ketika hendak beristirahat dan ingin membasuh mukanya dari air sungai itu,karena nampak air sungai itu yang jernih dan menyegarkan.ketika pemuda ini membasuh kedua tangannya dan mukanya.tiba-tiba ada sebuah apel yang datang menghampirinya.dan pemuda itu mengambil dan memakannya.ketika dia memakan buah apel itu ,pemuda ini baru menyadari bahwa buah apel ini ada pemiliknya.


kemudian pemuda ini pun pergi menyusuri aliran sungai ini untuk mencari sumber dimana buah apel ini berasal.dan akhirnya pemuda ini pun menemukan ada kebun apel yang salah satu pohon yang ranting-rantingnya menjulur ke sungai.dan pemuda ini hendak mencari pemilik kebun ini untuk meminta keikhlasannya dan keridoannya salah satu buah yang dia makan tersebut.

ketika pemuda ini bertemu dengan pemilik kebun apel yang menurut keterangan dia adalah seorang ulama besar.pemuda ini menceritakan kronologisnya yang membawa dia datang menemui pemilik kebun apel tersebut.mendengar cerita dan kejujuran serta sifat waranya,pemilik kebun apel ini merasa kagum dan simpatik atas pengakuan dan kejujuranya.pemilik kebun apel ini pun hendak menguji kejujuran dan ketulusannya.akhirnya si pemilik kebun pun mengajukan syarat kepada pemuda tersebut bahwa jika kamu ingin aku mengikhlaskannya atas apa yang telah kamu makan maka kamu harus menebusnya dengan bekerja beberapa hari di kebunku ini,jawab si pemilik kebun tersebut.

dengan syarat tersebut si pemuda pun tidak merasa keberatan jika memang itu bisa menebus sebuah apel yang telah di makannya.dan hari pun berlalu sesuai dengan kesepakatan antara si pemuda yang jujur dan si pemilik kebun apel tersebut.dan dengan bijak dan waranya si pemuda sholeh ini pun mengajukan pertanyaan "wahai tuan sudah cukupkan waktu yang telah aku lalu di tempat ini?"

si pemilik kebun apel ini memang sangat menyukai kejujuran dan sifat waranya dari pemuda ini,dan berniat ingin menikahkannya dengan putrinya,lalu diapun mengajukan pertanyaan kepada pemuda tersebut,bila kamu ingin aku menghalalkan apa yang kamu makan,maka maukah kamu menikahi putriku,dan menjelaskan ciri-cirinya,sebagai berikut dia tidak memiliki kedua mata,tidak memiliki 2 telinga,tidak berbicara,tidak memiliki 2 tangan ,dan tidak memiliki 2 kaki.

untuk sementara waktu si pemuda tersebut terdiam,dan menjawab apakah aku layak untuk dia karena aku aku adalah orang yang tidak memiliki apa-apa,dan pemilik kebun pun tersenyum dan menjawab,kamu layak untuk putri ku karena kejujuran dan sifat wara yang kamu miliki,dan putriku pun layak untuk kamu,karena dia tidak memiliki ke 2 mata yang di pake untuk melihat hal-hal yang di larang oleh alloh,tidak memiliki 2 telinga untuk mendengarkan hal-hal yang sia-sia dan dilarang oleh agama,tidak berbicara karena nafsu (mengunjing,mencemoohkan orang lain,menyakiti orang lain dengan lisannya) tidak memiliki 2 tangan yang pake untuk maksiat kepada alloh,dan tidak memiliki 2 kaki yang di gunakan untuk melangkah di jalan yang di larang oleh alloh.

akhirnya mereka pun menikah dan melahirkan anak yang soleh.dan anaknya menjadi seorang ulama besar dan menjadi seorang wali agung