Sabtu, 17 Maret 2012

Anis Matta : Ekonomi Sulsel Tumbuh Bukan karena SYL

Makassar,--Tak lama lagi, masyarakat Sulsel akan disibukkan aksi perwajahan politik sejumlah kontestan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulsel 2013. Lagu lama politisi dipastikan berdendang lagi di telinga masayarakat berupa unjuk program politik tak ubahnya wacana kosong tanpa implementasi.

Satu jualan yang politik yang tak pernah alpa adalah masalah pembangunan ekonomi  untuk kesejahteraan masyarakat. Memang, masalah ini selalu menjadi core pertanyaan masyarakat dari masa ke masa. Untk itu politisi menjadikan segmen ini sebagai jualan mahal.

Saat ini, pemerintah provinsi Sulsel membusungkan dadanya atas posisi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2011 mencapai 8,62 persen, lebih tinggi dari 2007 yang hanya 8,18 persen.

Capaian pertumbuhan ekonomi Sulsel tertinggi di antara semua provinsi di Indonesia pada periode yang sama, dan jauh lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2011 yang hanya 6,5 persen.

Untuk itu, gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) rajin-rajin berbangga di hadapan masayarakat Sulsel setiap kali membawakan pidatonya di berbagai event. Bahkan SYL meminta capaian angka dibawa pemerintahannya itu untuk tidak diganggu-ganggu politisi lain.

"Jangan ada politik lain yang coba-coba ganggu kondisi ekonomi Sulsel yang sudah baik ini," katanya saat memberi sambutan dalam rapat paripurna persetujuan dan pembentukan Bonsel dan Luteng serta tata tertib beracara di ruang rapat paripurna, Kantor DPRD Sulsel, Jl Urip Sumihardjo, Makassar, Jumat (24/2) lalu.

Namun, klaim SYL itu tak luput dari bantahan sejumlah akademisi dan politisi sekaliber Anis Matta yang juga konseptor ekonomi egaliter (ekonomi kerakyatan) platform Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Wakil Ketua DPR RI Anis Matta Lc mengatakan, tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Sulsel yang didengung-dengunkan pemerintah provinsi (pemprov) Sulsel saat ini bukan atas hasil kinerja pemprov Sulsel. Namun kinerja pihak swasta sendiri.

Sekertaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini saat menjadi pembicara dialog kebangsaan Senat Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) di Baruga Andi Pangerang Pettarani, Kampus Unhas Makassar, Tamalanrea, Senin (27/2)

"Bilang pertumbuhan ekonomi tinggi tapi tidak dirasakan masyarakat, masalahnya angka jumlah orang terkaya di republik ini baru angka pembaginya adalah rakyat miskin, akhirnya angka itu tidak dirasakan orang miskin," kata pria asal Bone ini disambut aplaus ribuan mahasiswa kampus Unhas.

"Inilah yang membuat kita marah. Di Sulsel itu juga begitu, kita marah karena yang menghasilkan pertumbuhan itu bukan pemerintah tapi privat sektor (sektor swasta). Jadi tanpa pemerintah pun Sulsel  itu bisa kaya," tambah penulis buku Serial Cinta ini

sumber : Tribun-Timur.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar